Indonesia Resmi Beli 48 Pesawat Tempur KAAN, Jadi Kontrak Ekspor Pertahanan Terbesar Turki 

Menteri Pertahanan RI Sjafrie Sjamsoeddin memegang prototipe jet tempur KAAN sambil berpose bersama para pejabat Turki usai penandatanganan kontrak pembelian 48 jet tempur siluman generasi kelima KAAN buatan Turki dalam sebuah perjanjian strategis senilai sekitar USD10 miliar atau Rp 163,4 triliun pada Pameran Industri Pertahanan Internasional ke-17 (IDEF 2025) yang berlangsung di Istambul, pada Sabtu (26/7/2025). Foto : Biro Infohan Setjen Kemhan RI
Menteri Pertahanan RI Sjafrie Sjamsoeddin menyaksikan penandatanganan kontrak implementasi antara Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah Turki untuk pengadaan 48 unit pesawat tempur nasional KAAN, dalam rangkaian pameran pertahanan internasional (IDEF) 2025 di Istanbul, Turki, Sabtu (26/7/2025).
Share the Post:

ISTAMBUL – Indonesia menandatangani kontrak pembelian 48 jet tempur siluman generasi kelima KAAN buatan Turki dalam sebuah perjanjian strategis senilai sekitar USD10 miliar atau Rp 163,4 triliun pada Pameran Industri Pertahanan Internasional ke-17 (IDEF 2025) yang berlangsung di Istambul, pada Sabtu (26/7/2025). Hal tersebut merupakan kontrak ekspor pertahanan terbesar sepanjang sejarah Republik Turki. Demikian diberitakan oleh Turkiye Today

Menteri Pertahanan RI Sjafrie Sjamsoeddin menyaksikan penandatanganan kontrak implementasi antara Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah Turki untuk pengadaan 48 unit pesawat tempur nasional KAAN, dalam rangkaian pameran pertahanan internasional (IDEF) 2025 di Istanbul, Turki, Sabtu (26/7/2025). Penandatanganan ini merupakan tindak lanjut dari kesepakatan Government-to-Government (G2G) yang telah ditandatangani sebelumnya pada 11 Juni 2025.

Momen penandatanganan ini menegaskan komitmen kedua negara untuk memperkuat pengembangan teknologi bersama, dan membangun kapasitas industri pertahanan di Indonesia. Melalui kontrak ini, Indonesia tidak hanya memperoleh alutsista berteknologi tinggi, tetapi juga mendapatkan peluang besar dalam pengembangan kapasitas industri pertahanan dalam negeri. Basis industri lokal yang akan dibentuk di Indonesia diharapkan menjadi bukti nyata dari kemitraan yang saling menguntungkan dan berlandaskan pada persahabatan.

‘’Kolaborasi antara Indonesia dan Turki di bidang pertahanan ini menunjukkan eratnya hubungan bilateral kedua negara, tidak hanya diplomasi pertahanan, tetapi juga transfer teknologi dan peningkatan kemandirian industri pertahanan nasional,’’ demikian pernyataan tertulis yang dikirimkan oleh Kementerian Pertahanan RI.

Selain Menhan RI, upacara penandatanganan dihadiri oleh Kepala Badan Industri Pertahanan Turki (SSB) Haluk Gorgun, Ketua Dewan TAI Omer Cihad Vardan, Wakil Menteri Pertahanan Nasional sekaligus Wakil Ketua TAI Suay Alpay, dan Manajer Umum TAI Mehmet Demiroglu.

Kesepakatan pembelian ini menjadikan KAAN bukan hanya satu-satunya proyek pengembangan pesawat tempur generasi kelima Barat yang berhasil mencapai tonggak penerbangan perdana, tetapi juga satu-satunya yang telah menerima pesanan. Dalam pernyataan resminya di platform X, SSB menyebut bahwa peristiwa itu adalah peristiwa bersejarah dalam industri pertahanan Turki. 

Menteri Pertahanan RI Sjafrie Sjamsoeddin (dua kiri) dan Kabaranahan Kemhan Marsdya TNI Yusuf Jauhari, M.Eng (kiri) menyaksikan penandatanganan kontrak pembelian 48 jet tempur siluman generasi kelima KAAN buatan Turki. Kesepakatan tersebut merupakan kontrak ekspor pertahanan terbesar sepanjang sejarah Republik Turki. Foto : Biro Infohan Setjen Kemhan RI

“Penandatanganan ini bukan sekadar tonggak sejarah ekspor—ini menandai dimulainya era baru dalam rekayasa, produksi, dan pertukaran teknologi. Basis industri lokal yang akan dibangun di Indonesia akan menjadi cerminan nyata dari kemitraan strategis kita yang berakar kuat dan dibangun di atas persahabatan. Saya bersyukur telah menyaksikan momen bersejarah ini, dan menyampaikan terima kasih kepada semua kontributor, terutama TAI, atas dedikasi mereka dalam proyek visioner ini,” demikian pernyataan SSB yang dirilis melalui platform X. 

Perjanjian ini mencakup lebih dari sekadar pengadaan pesawat, termasuk pembangunan infrastruktur industri lokal di Indonesia dan peningkatan kerja sama di bidang produksi dan rekayasa antara kedua negara. “Kami bertujuan untuk mendukung pembangunan infrastruktur industri lokal di Indonesia melalui kerja sama ini, dan untuk meningkatkan kerja sama antara kedua negara di bidang produksi dan rekayasa,” ujar Gorgun.

Perusahaan Indonesia, PT Republik Aero Dirgantara (RAD) dan PT Dirgantara Indonesia (DI), akan berpartisipasi dalam proyek ini bersama TAI, menciptakan peluang untuk transfer teknologi dan kemampuan produksi bersama. “Kami berterima kasih kepada seluruh pemangku kepentingan Indonesia, terutama PT RAD dan PTDI, yang akan berpartisipasi dalam proyek ini bersama perusahaan TAI kami, dan berharap kontrak yang ditandatangani ini akan menghasilkan perkembangan yang bermanfaat bagi kedua negara,” tambah kepala SSB.

Pengiriman Dua Fregat 

Selain itu, Kementerian Pertahanan RI juga menandatangani kontrak pengiriman dua fregat kelas Istif MILGEM yang juga menandai tonggak sejarah sebagai ekspor perdana kapal kelas MILGEM oleh Turki ke Indonesia. 

Kelas Istif MILGEM merupakan puncak pengembangan kapal tempur permukaan dalam negeri Turki. Berawal dari program MILGEM (Kapal Nasional) yang dimulai pada awal tahun 2000-an, kelas Istif (kelas I) merupakan fregat multiperan generasi baru yang dirancang untuk memenuhi tuntutan operasional angkatan laut modern di perairan lepas pantai. 

Fregat ini dibangun berdasarkan prinsip desain korvet kelas ADA, dengan peningkatan bobot benaman, jangkauan yang lebih luas, serta persenjataan dan rangkaian sensor yang disempurnakan secara signifikan. Kapal utamanya, TCG Istanbul (F-515), diluncurkan pada tahun 2021 dan memulai uji coba laut pada tahun 2023. Kapal ini telah menarik minat internasional, termasuk dari Ukraina, yang telah bermitra dengan Turki untuk memproduksi korvet kelas MILGEM yang dimodifikasi.

Secara teknis, fregat kelas Istif memiliki bobot benaman sekitar 3.100 ton dan panjang 113 meter. Kapal-kapal ini ditenagai oleh sistem propulsi CODAG (Gabungan Diesel dan Gas) yang memungkinkan operasi berkecepatan tinggi dan tahan lama. Rangkaian tempurnya mencakup sistem peluncur vertikal MIDLAS 16-sel yang kompatibel dengan rudal pertahanan udara HISAR, rudal antikapal Atmaca, meriam angkatan laut 76 mm, dan sistem persenjataan jarak dekat untuk pertahanan berlapis. Struktur tiang terpadu menampung radar AESA nasional dan sistem peperangan elektronika canggih. 

Kapal-kapal ini dilengkapi dengan sonar yang terpasang di lambung kapal dan susunan derek untuk operasi antikapal selam, serta memiliki hanggar dan dek penerbangan untuk satu helikopter S-70B Seahawk. Bersama-sama, kemampuan ini memungkinkan platform untuk melakukan berbagai misi angkatan laut, mulai dari pertahanan udara dan peperangan permukaan hingga operasi bawah laut dan ekspedisi.

Akuisisi fregat kelas Istif oleh Indonesia merupakan langkah strategis dalam agenda modernisasi angkatan lautnya, yang membekali Angkatan Laut Indonesia dengan platform mutakhir yang mampu memproyeksikan kekuatan di seluruh Indo-Pasifik. Kontrak ini mencakup potensi kerja sama industri dan transfer teknologi, yang mendukung tujuan Jakarta untuk mengembangkan sektor galangan kapal nasionalnya. Ekspor ini tidak hanya memperkuat posisi Turki sebagai pemain yang sedang naik daun di pasar pertahanan global, tetapi juga mempererat hubungan pertahanan bilateral antara Ankara dan Jakarta. (Lina Nursanty)