Trump Mengubah Departemen Pertahanan Menjadi Departemen Perang

Tampilan terbaru laman Departemen Perang Amerika Serikat, https://www.war.gov/. Presiden Donald Trump mengubah nama Departemen Pertahanan menjadi Departemen Perang yang kemudian memicu polemic di negaranya sendiri. Foto: screenshot war.gov
Menurut Trump, pengubahan nama tersebut untuk mempertajam fokus Departemen pada kepentingan nasional dan kesediaan kita untuk berperang mengamankan hak milik AS. 
Share the Post:

WASHINGTON DC – Presiden Donald Trump resmi mengubah nama Departemen Pertahanan Amerika Serikat menjadi Departemen Perang. Dengan demikian, Menteri Pertahanan AS berubah namanya menjadi Menteri Perang dalam korespondensi resmi, komunikasi publik, seremoni dan dokumen non-statuta dalam eksekutif negara itu. 

Hal mengejutkan ini diumumkan resmi oleh Trump dalam konferensi pers di Gedung Putih pada Jumat (5/9/2025) dan secara rinci Keputusan tersebut telah dipublikasikan dalam laman Gedung Putih. Menurut Trump, pengubahan nama tersebut untuk mempertajam fokus Departemen pada kepentingan nasional dan kesediaan kita untuk berperang mengamankan hak milik AS. 

“Pada tanggal 7 Agustus 1789, 236 tahun yang lalu, Presiden George Washington menandatangani undang-undang yang membentuk Departemen Perang Amerika Serikat untuk mengawasi operasi dan pemeliharaan urusan militer dan angkatan laut. Dengan nama inilah Departemen Perang, bersama dengan Departemen Angkatan Laut yang kemudian dibentuk, memenangkan Perang 1812, Perang Dunia I, dan Perang Dunia II, yang menginspirasi kekaguman dan kepercayaan diri pada militer negara kita, dan memastikan kebebasan dan kemakmuran bagi seluruh rakyat Amerika,” ujar Trump. 

Pentagon Resah

Keputusan Trump itu menimbulkan keresahan di kalangan pejabat Pentagon. Politico melaporkan banyak pejabat yang mengungkapkan rasa frustrasi, kemarahan, dan kebingungan atas upaya tersebut, yang dapat menghabiskan miliaran dolar untuk perubahan kosmetik yang tidak akan banyak membantu mengatasi tantangan militer yang paling mendesak — seperti melawan aliansi negara-negara otoriter yang lebih agresif.

Dari aspek kosmetik saja, para pejabat sudah dipusingkan dengan perlunya mengganti segel Departemen Pertahanan di lebih dari 700.000 fasilitas di 40 negara dan seluruh 50 negara bagian. Mulai dari kop surat untuk enam cabang militer dan puluhan lembaga lainnya, hingga serbet timbul di ruang makan, jaket bordir untuk pejabat yang telah dilantik di Senat, serta gantungan kunci dan pernak-pernik di toko Pentagon.

“Tidak hanya akan menelan biaya jutaan dolar, tetapi juga sama sekali tidak akan berdampak pada perhitungan Tiongkok atau Rusia. Lebih buruk lagi, ini akan digunakan oleh musuh-musuh kita untuk menggambarkan Amerika Serikat sebagai penghasut perang dan ancaman bagi stabilitas internasional,” ujar salah seorang pejabat Pentagon seperti dimuat oleh Politico. 

Media tersebut melakukan wawancara dengan lebih dari enam pejabat pertahanan, baik yang masih aktif maupun yang sudah pensiun, yang banyak di antaranya memiliki wawasan tentang sentimen yang lebih luas di departemen tersebut. Mereka diberikan anonimitas untuk membahas isu sensitif.

Perubahan nama resmi kemungkinan besar memerlukan tindakan Kongres, meskipun seseorang yang mengetahui pertimbangan tersebut mengatakan Gedung Putih sedang mencari cara untuk menghindari pemungutan suara Kongres. 

“Kami tahu cara mengubah citra tanpa harus berlebihan,” kata Trump pada hari Jumat menanggapi pertanyaan tentang potensi biaya dari langkah tersebut. Trump tidak yakin apakah ia memerlukan persetujuan Kongres untuk perubahan nama tersebut, tetapi akan terus melanjutkannya.

Beberapa anggota Partai Republik, termasuk Senator Florida Rick Scott dan Senator Mike Lee dari Utah, telah mensponsori undang-undang untuk mengubah nama tersebut. Namun, proposal tersebut mendapat kecaman dari Senator Mitch McConnell (R-Ky.), petinggi Partai Republik di Senat yang mengawasi pengeluaran Pentagon. Mantan pemimpin mayoritas Senat itu kembali mengkritik bahwa permintaan anggaran Pentagon Trump untuk tahun 2026 tertinggal dari inflasi.

“Jika kita menyebutnya Departemen Perang, sebaiknya kita memperlengkapi militer untuk benar-benar mencegah dan memenangkan perang,” kata McConnell di X. “Kita tidak dapat mempertahankan supremasi Amerika jika kita tidak mau menghabiskan lebih banyak uang untuk militer kita daripada Carter atau Biden. ‘Perdamaian melalui kekuatan’ membutuhkan investasi, bukan hanya rebranding.”

Partai Demokrat dengan cepat menyoroti ironi tindakan seorang presiden yang tampaknya mendambakan Hadiah Nobel Perdamaian dan telah berjanji untuk mengakhiri perang di Gaza dan Ukraina. Mereka juga menuduh Gedung Putih mencoba mengalihkan perhatian dari isu-isu aktual.

“Ini adalah lingkungan yang sangat berbahaya,” ujar Senator Jeanne Shaheen (D-N.H.), petinggi Partai Demokrat di Komite Hubungan Luar Negeri Senat, Jumat di MSNBC. “Jika presiden dan menteri pertahanan menghabiskan waktu dan energi untuk mengalihkan perhatian dari apa yang perlu kita lakukan — untuk berfokus pada kesiapan pasukan kita yang bertugas — [tidak lebih dari] upaya untuk mengalihkan perhatian dari isu-isu lain yang sedang terjadi di negara ini.”

Hegseth, yang telah mendorong “etos prajurit” yang lebih mematikan di jajarannya, mengatakan keputusan itu akan “menentukan corak bagi negara ini.” Pentagon mengubah nama akun X-nya menjadi “Departemen Perang”, lengkap dengan segel yang berbeda untuk avatarnya, tetapi banner halaman tersebut masih menggunakan logo lama Departemen Pertahanan. Pentagon pada Jumat sore mengalihkan pengguna dari defense.gov ke war.gov

Departemen Pertahanan membutuhkan waktu berminggu-minggu untuk menghapus situs web lembaga yang memuat referensi tentang keberagaman, kesetaraan, dan inklusi setelah pemerintahan Trump menuntut penghapusannya, kata pejabat pertahanan lainnya. Para pejabat membayangkan masalah jangka panjang kali ini. “Secara lebih strategis, bahkan filosofis, hal ini dapat menimbulkan pertanyaan baru tentang apa artinya mendukung Departemen Perang, yang kemungkinan besar akan mengirimkan pesan yang lebih agresif kepada sekutu maupun musuh kita,” ujar seorang pejabat Pentagon lainnya. (Lina Nursanty)