Wamenhan : Pembelian Jet Tempur J-10 dari China Masih Rumor

Jet tempur J-10C yang tergabung dalam sebuah brigade penerbangan di bawah Angkatan Udara PLA China lepas landas secara berurutan untuk latihan penerbangan pada awal November 2024. Jet tempur J-10 mendadak mencuri perhatian dunia setelah dipakai Pakistan menembak jatuh sejumlah pesawat canggih India termasuk Rafale asal Prancis. Foto : eng.mod.gov.cn
Wakil Menteri Pertahanan (Wamenhan) Marsekal Madya TNI (Purn) Donny Ermawan menegaskan bahwa pembelian pesawat tempur J-10 dari China masih sebatas rumor.
Share the Post:

JAKARTA – Kabar santer Indonesia bakal memperkuat kekuatan udaranya dengan membeli pesawat tempur J-10 dari China ternyata tidak benar. Wakil Menteri Pertahanan (Wamenhan) Marsekal Madya TNI (Purn) Donny Ermawan menegaskan bahwa pembelian pesawat tempur J-10 dari China masih sebatas rumor. Saat ini, pihaknya masih melakukan evaluasi tentang perlu tidaknya pembelian pesawat tempur China yang sempat menghebohkan dunia tersebut.

Menurut dia, sampai saat ini posisinya masih dalam tahap penawaran dari pemerintah China. Dan, Kemenhan belum mengirimkan tim khusus ke China untuk memperdalam seluk beluk pesawat tempur J-10. “Itu masih rumor lah ya,” kata Donny di Kantor Kemenhan, pada Rabu (4/6/2025). 

Donny menjelaskan, rumor tersebut muncul ketika Kepala Staf Angkatan Udara (Kasau) RI Marsekal TNI Mohamad Tonny Harjono telah mengunjungi pameran dirgantara China International Aviation and Aerospace Exhibition atau Zhuhai Airshow 2024 yang diadakan pada 12-17 November.

Saat mengunjungi pameran tersebut, pihak China menawarkan pesawat tempur tersebut ke TNI AU. “Kita termasuk ditawari pesawat itu. Ya termasuk evaluasi kita juga lah untuk apakah bisa kita menggunakan jet tersebut ya untuk alutsista kita,” kata Donny.

Dalam Instagram TNI AU @militer.udara disebutkan Kepala Staf Angkatan Udara (Kasau) Marsekal TNI M. Tonny Harjono, S.E., M.M. mengunjungi pameran dirgantara internasional, China International Aviation and Aerospace Exhibition atau Zhuhai Airshow 2024 yang berlangsung di Zhuhai, Provinsi Guangdong, Tiongkok, Selasa (12/11/2024).

Dalam kunjungannya, Kasau beserta delegasi TNI AU lainnya melihat secara langsung berbagai teknologi militer dan dirgantara canggih yang dipamerkan. Turut mendampingi Kasau, diantaranya : Asintel Kasau, Asrena Kasau, Kadisaeroau, Kapusalpalhan Kemhan dan Koorsmin Kasau. Kehadiran delegasi TNI AU di Zhuhai Airshow 2024 merupakan upaya mewujudkan tekad TNI Angkatan Udara yang AMPUH (Adaptif, Modern, Profesional, Unggul, Humanis) melalui pengembangan teknologi dan inovasi, sekaligus membangun hubungan bilateral untuk meningkatkan kapasitas pertahanan udara Indonesia di masa depan.

Kemhan Buka Peluang Beli 

Lebih jauh, Donny menyatakan Indonesia adalah negara netral yang tidak memiliki batasan bekerja sama dengan negara mana pun terkait pengadaan alutsista. Hal lain yang perlu diperhatikan sebelum membeli alutsista adalah pesawat tempur yang akan dibelu harus terintegrasi dengan teknologi yang sudah dimiliki oleh TNI. Termasuk kemampuan terbang hingga kapabilitasnya dalam membawa jenis senjata. 

Jika memang pesawat memenuhi kriteria yang dibutuhkan TNI, tidak tertutup kemungkinan membeli pesawat tempur buatan negara tirai bambu tersebut. “Sehingga kalau memang kita evaluasi, pesawat ini bagus, ya memenuhi kriteria yang kita tetapkan, apalagi harganya murah, ya kenapa tidak,” tandasnya. 

Sebelumnya, Kasau Marsekal TNI M Tonny Harjono mengatakan pihaknya menunggu kebijakan pemerintah soal pengadaan alutsista termasuk kabar pembelian 42 unit jet tempur asal China. “Apa yang menjadi alutsista yang diberikan kepada Angkatan Udara, kami sebetulnya menunggu dari kebijakan pemerintah dalam hal ini Kementerian Pertahanan,” kata Tonny di Markas Besar TNI AU, Jakarta, Selasa (27/5/2025). Dalam hal pertahanan, kata Tonny, TNI AU berperan sebagai pembina kekuatan. Sedangkan pengguna kekuatan adalah Panglima TNI dan Mabes TNI. Sementara pengembangan kekuatan merupakan ranah Kemenhan, termasuk dalam menentukan jenis dan asal alutsista.

Untuk diketahui, kabar santer terdengar bahwa Indonesia tertarik untuk memperkuat kemampuan udaranya dengan membeli jet tempur J-10C. Pesawat tempur menjadi perbincangan publik dunia saat perang antara Pakistan dan India beberapa waktu lalu. Dimana saat itu, Pakistan yang menggunakan jet tempur J-10C berhasil menembak jatuh lima pesawat tempur India, termasuk tiga pesawat tempur Rafale buatan Prancis. Awalnya India membantah jatuhnya pesawat canggih yang dimilikinya, namun belakangan mereka akhirnya mengakui tragedi tersebut. 

Ditambah lagi, berdasarkan dalam artikel Intelligence Online yang terbit pada 26 Mei 2025 berjudul “Chinese fighter jets ready to land in Jakarta alongside France’s Rafales” mengindikasikan kuat bahwa Indonesia mempertimbangkan pengadaan J-10. Intelligence Online tersebut juga mengungkapkan negosiasi antara Indonesia dengan China soal pembelian jet tempur J-10 tersebut sudah dilakukan sejak November 2024 lalu. 

Di era pemerintahan Prabowo Subianto, Indonesia memiliki keinginan kuat untuk meningkatkan kemampuan pertahanannya. Misalnya, Indonesia saat ini dalam proses pembelian pesawat tempur Rafale dari Prancis. Kontrak pembelian pembelian 42 unit Rafale sejak 2024 sudah berjalan. Sebelumnya, saat menjabat Menteri Pertahanan RI, Prabowo Subianto bertekad memperkuat TNI dengan menandatangani nota kesepahaman (MoU/Memorandum of Understanding) komitmen pada pembelian 24 unit pesawat tempur F-15EX baru dari Amerika Serikat (AS) pada Agustus 2023 lalu. Penandatanganan itu dilakukan di The Boeing Company, St. Louis, Missouri dan pihak Amerika Serikat juga telah memberikan kode khusus bagi Indonesia untuk penggunaan F-15EX, yakni F-15IDN.

Kepala Biro Informasi Pertahanan Kementerian Pertahanan Brigjen TNI Frega Ferdinand Wenas sempat menjelaskan tentang pengkajian pembelian F 15 EX produksi Boeing, dalam webinar yang dilakukan ISDS (https://www.youtube.com/watch?v=PO1VSjE61iw) “Kementerian Pertahanan sudah melakukan pengkajian dan juga sudah merekomendasikan, namun kembali lagi nanti keputusan itu ada di pemerintah pusat dan juga Kementerian Keuangan,” ujar Frega  Kamis (17/4/2025). 

Saat berkunjung ke Turki beberapa waktu lalu, Presiden Prabowo Subianto juga menyatakan keinginannya untuk bergabung dengan proyek KAAN, jet tempur generasi kelima buatan Turki. Sementara kesepakatan kerja sama RI dan Korea Selatan untuk proyek jet tempur KF-21 belum ada kejelasan lagi hingga saat ini. (dwi sasongko)