Hindari Perpecahan, PM Jepang Ishiba Shigeru Mengundurkan Diri

: Perdana Menteri Jepang Ishiba Shigeru dalam sebuah kesempatan saat memberikan keterangan kepada wartawan. Untuk menghindari perpecahan partai, Ishiba berencana mundur dari kursi perdana menteri meski baru menjabat 11 bulan. Foto : x.com/shigeruishiba
"Sekaranglah saatnya bagi saya untuk mengundurkan diri karena negosiasi tarif AS telah berakhir, dan saya memutuskan untuk menyerahkan tongkat estafet kepada orang berikutnya,”
Share the Post:

TOKYO – Perdana Menteri Jepang Ishiba Shigeru berencana untuk mundur dan tidak akan mencalonkan diri dalam kontes kepemimpinan khusus Partai Demokrat Liberal yang akan datang. Dalam konferensi pers, Ishiba mengatakan ia sangat yakin bahwa pemerintahannya bertanggung jawab untuk membuka jalan bagi negosiasi tarif AS, yang seharusnya disebut sebagai krisis nasional.

“Saya selalu mengatakan bahwa saya tidak akan mempertahankan jabatan ini, dan akan memutuskan untuk mengundurkan diri pada waktu yang tepat setelah menyelesaikan apa yang perlu saya lakukan. Sekaranglah saatnya bagi saya untuk mengundurkan diri karena negosiasi tarif AS telah berakhir, dan saya memutuskan untuk menyerahkan tongkat estafet kepada orang berikutnya,” ujar Ishiba seperti dikutip dari NHK

Ishiba mengatakan ia merasa sangat kasihan kepada rakyat karena ia telah memutuskan untuk mengundurkan diri dari jabatannya dengan cara seperti itu. Dia berharap rakyat akan sepenuhnya mengerti akan keputusannya itu. Dia berjanji akan terus menjalankan tugasnya selama sisa masa jabatannya. 

Ishiba mengatakan telah menginstruksikan Sekretaris Jenderal LDP, Moriyama Hiroshi, untuk menjalankan prosedur pemilihan presiden berdasarkan aturan partai. Ishiba berharap partai akan memulai proses pemilihan presiden baru.

Sebagai partai berkuasa, kader LDP dan koalisinya menganggap itu adalah keputusan terbaik Ishiba untuk menyatukan partai dan menghindari perpecahan. Kepala Perwakilan mitra koalisi LDP, Komeito menyatakan meski ia menyesalkan keputusan tersebut, namun ia mengapresiasi Ishiba yang konsisten berupaya mendapatkan kerja sama dari partai-partai oposisi dalam setiap isu politik dan berhasil mendapatkan dukungan mereka. 

Sementara, Pemimpin Partai Demokrat Konstitusional, partai oposisi utama, Noda Yoshihiko, menyuarakan keprihatinannya tentang kekosongan politik yang sedang berlangsung. Noda menekankan bahwa mengatasi kenaikan harga merupakan masalah yang mendesak. “Saya yakin niatnya untuk tetap menjabat cukup kuat, tetapi dia mungkin telah menghabiskan semua pilihan yang tersedia,” ujarnya. 

Presiden Partai Demokrat untuk Rakyat, Tamaki Yuichiro, mengatakan bahwa Ishiba menunda pengunduran dirinya terlalu lama, dan akibatnya, situasi menjadi berlarut-larut tanpa alasan yang jelas. “LDP harus segera mengakhiri situasi ini tanpa memperpanjang kekosongan politik, dan segera menciptakan lingkungan di mana langkah-langkah untuk mengatasi kenaikan harga dan masalah lainnya dapat ditangani,” katanya. 

Reaksi publik seakan mendukung pengunduran diri Ishiba karena dipicu oleh ketidakpuasan publik terhadap upaya Ishiba dalam pengendalian harga. Seorang perempuan berusia 40-an dari Prefektur Chiba mengatakan harga-harga tetap tinggi dan tidak ada yang berubah, jadi ia berharap perdana menteri baru akan memperbaiki keadaan. Namun ia mengatakan ia tidak benar-benar berharap banyak, dan berpikir keadaan akan tetap sama, siapa pun yang menjabat.

Hanya 11 Bulan

Ishiba mulai menjabat sebagai Perdana Menteri Jepang pada Oktober lalu dan berjanji untuk mengatasi inflasi serta mereformasi partai. LDP telah terlibat dalam serangkaian skandal penggalangan dana politik. Tak lama setelah ia berkuasa, LDP dan mitra koalisinya, Komeito, kehilangan mayoritas suara dalam pemilihan Majelis Rendah. Koalisi yang berkuasa juga gagal mencapai mayoritas suara dalam pemilihan Majelis Tinggi pada bulan Juli.

Di tengah meningkatnya seruan agar Ishiba bertanggung jawab atas hasil pemilu, LDP diperkirakan akan memutuskan pada hari Senin apakah akan mengadakan kontes kepemimpinan khusus. Ishiba bertemu dengan mantan Perdana Menteri Suga Yoshihide dan Menteri Pertanian Koizumi Shinjiro di kantornya pada hari Sabtu. Sumber mengatakan Suga dan Koizumi memberi tahu Ishiba bahwa persatuan partai lebih penting daripada apa pun dan menyarankan agar ia mundur sebelum anggota Parlemen menyerahkan dokumen tentang pemilihan kepemimpinan khusus. (Lina Nursanty)