RIYADH, ARAB SAUDI – Dalam upaya memperkuat pengamanan selama musim haji 2025, Kementerian Pertahanan Arab Saudi telah mengerahkan sistem pertahanan udara Raytheon MIM-104 Patriot buatan Amerika Serikat di sekitar Mekkah dan Masjidil Haram. Gambar-gambar yang dirilis resmi menunjukkan sistem rudal canggih tersebut disiagakan guna menjaga keselamatan jutaan jemaah yang melaksanakan ibadah tahunan umat Islam tersebut.
Langkah ini merupakan bagian dari pendekatan keamanan berlapis yang diambil kerajaan untuk menangani lebih dari 1,5 juta jemaah haji tahun ini. Mengutip dari laporan Newsweek, selain sistem rudal, Arab Saudi juga mengintensifkan penggunaan sistem pengawasan udara mutakhir serta meningkatkan koordinasi antara pasukan militer dan kepolisian sipil.
Penggunaan sistem Patriot mencerminkan ketergantungan Arab Saudi pada teknologi pertahanan udara Amerika, yang juga terlihat dari akuisisi sistem THAAD (Terminal High Altitude Area Defense) dari Lockheed Martin, sebuah sistem rudal jarak jauh yang lebih canggih. Sistem Patriot sendiri sebelumnya telah terbukti efektif dalam mencegat serangan rudal dari kelompok Houthi di Yaman, yang telah menjadi musuh Saudi sejak konflik meletus pada 2015.
“Pasukan pertahanan udara… mata yang tak pernah tidur, misinya adalah menjaga keselamatan jemaah Muslim,” demikian kutipan dari keterangan resmi dalam bahasa Arab yang dirilis Kementerian Pertahanan bersama foto-foto penggelaran rudal tersebut.
Respons dan Spekulasi Publik
Kehadiran sistem Patriot di lokasi suci Islam ini memicu berbagai tanggapan di media sosial. Sebagian menganggapnya sebagai unjuk kekuatan Arab Saudi terhadap Houthi. Seorang pengguna bernama Abdullah menulis: “Semoga Allah menguatkan kalian dan semoga Allah kembalikan makar kaum Houthi penyembah berhala kepada mereka sendiri.”
Sejak 2022, Amerika Serikat telah menyetujui penjualan 300 unit rudal Patriot MIM-104E GEM-T ke Arab Saudi dalam paket pertahanan senilai USD3,05 miliar, guna memperkuat pertahanan udara menghadapi ancaman serangan.
Salah satu akun militer populer di Saudi, SM Military, yang memiliki lebih dari 100.000 pengikut di platform X (dahulu Twitter), menyebut: “Dari kota suci Mekkah, sistem Patriot berdiri sebagai perisai kuat yang melindungi tanah paling suci di dunia… Ini adalah pesan tegas kepada dunia bahwa keamanan Tamu-tamu Allah adalah prioritas tak tergoyahkan.”

Namun tak semua suara bersifat dukungan. Akun lain bernama “The Moroccan Deterrent” dengan lebih dari 246.000 pengikut mengkritik ketergantungan Arab Saudi pada sistem buatan Amerika. “Sudah tak bisa diterima lagi jika sistem pertahanan Mekkah dikendalikan oleh pakar asing. Jika Saudi belum bisa memproduksi sendiri, setidaknya beralih ke sistem pertahanan Muslim seperti yang dikembangkan Türkiye. Amerika bisa saja menarik dukungan sewaktu-waktu karena pertimbangan politik,” tulis akun tersebut.
Ibadah haji akan terus berlangsung beberapa hari ke depan. Dengan ketegangan geopolitik yang masih tinggi di kawasan, khususnya dengan kelompok Houthi yang beberapa kali menyerang wilayah Saudi, penggelaran rudal Patriot menandai kesiapan penuh militer Arab Saudi untuk menjamin keamanan jutaan jemaah dari berbagai penjuru dunia.
Arab Saudi memang sudah lama all out dalam mengamankan pelaksanaan haji di tengah di tengah meningkatnya serangan drone dan rudal dari Yaman. Mengutip newarab.com,
yang terbit pada 15 Agustus 2019, Kementerian Pertahanan Arab Saudi dilaporkan mempublikasikan gambar sistem rudal permukaan-ke-udara yang diparkir di luar kota suci Islam tersebut, tempat sekitar 2,5 juta jemaah berkumpul untuk menunaikan ibadah haji.
Kementerian juga membagikan gambar lain yang menunjukkan seorang tentara sedang mengamati kota suci menggunakan teropong. Gambar-gambar ini dirilis saat pemerintah Riyadh berupaya meyakinkan para jemaah bahwa lokasi suci tersebut dalam kondisi aman, dengan mengerahkan puluhan ribu personel keamanan dan militer. (dwi sasongko)