Iran Gelar Serangan Balasan, Tiga Warga Israel Tewas Puluhan Luka 

Kerusakan sejumlah Gedung di Tel Aviv akibat serangan drone dan rudal Iran pada Sabtu (14/6/2025). Foto: Anadolu
Lima gelombang serangan drone itu menyasar Tiberias, Golan dan Galilee.
Share the Post:

JAKARTA – Republik Islam Iran melancarkan serangan balasan terhadap Israel pada Jumat (13/6/2025) petang. Tak lama setelah sebelumnya Israel yang memulai konfrontasi terbuka dengan serangan udara ke Teheran dan menewaskan setidaknya 76 orang dan melukai 320 orang lainnya. Serangan balasan itu masih terus berlanjut hingga hingga Sabtu (14/6/2025) petang dan merubuhkan Tel Aviv yang dilindungi Iron Dome itu. 

Disiarkan oleh Kantor Berita IRNA, Iran mengerahkan armada drone bunuh diri yang dinamakan Arash. Lima gelombang serangan drone itu menyasar Tiberias, Golan dan Galilee. Menurut pejabat militer senior Iran, Jenderal Ahmad Vahidi, serangan balasan yang dinamai “Operasi True Promise 3” itu akan terus berlanjut sepanjang diperlukan untuk mempertahankan kedaulatan Iran. 

Islamic Revolutionary Guard Corps (IRGC) menyebut serangan itu menyebabkan “Gerbang Neraka Telah Terbuka”. Operasi True Promise 3 itu mengombinasikan sistem persenjataan canggih dan presisi yang secara spesifik menyerang pusat militer Israel dan pangkalan udara dimana Israel melancarkan serangannya terhadap Teheran yang mereka sebut agresi kriminal. Pusat industri militer Israel yang menjadi sasaran IRGC tersebut digunakan untuk memproduksi misil dan perangkat keras militer lainnya yang selama ini digunakan untuk melancarkan aksi kriminal mereka di kawasan termasuk menyerang rakyat Palestina. 

Untuk mengantisipasi serangan balasan lanjutan dari Iran, Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz mendeklarasikan situasi darurat di seluruh wilayah Israel. Seperti diberitakan oleh the Guardian, Katz menuding Iran telah melanggar garis merah dengan menyerang area pemukiman warga sipil, meski sebelumnya pun Israel sama-sama menyerang wilayah pemukiman sipil di Teheran.

Serangan balasan Iran menewaskan tiga orang dan melukai 34 orang lainnya di Tel Aviv. “Kami akan terus membela warga negara Israel dan memastikan agar rezim Ayatollah membayar mahal atas aksi mengerikan ini,” ujar Katz. Sejumlah gedung juga mengalami kerusakan parah akibat dihantam rudal Iran. 

Gunungan asap mengepul akibat serangan drone dan rudal Iran ke Tel Aviv, Israel. Foto: globalkashmir

Peran AS

Saat ini semua pihak merasa khawatir jika sampai Amerika Serikat ikut campur dalam perseteruan antara Iran dan Israel. Sebab, AS merupakan sekutu abadi Israel. Dalam forum Dewan Keamanan PBB, AS sering menggunakan hak vetonya untuk melindungi Israel dari kecaman dan sanksi negara-negara anggota DK PBB lainnya atas tindakan agresinya. 

Kepada Wall Street Journal, Presiden AS Donald Trump menyatakan dirinya memang telah mengetahui adanya rencana Israel untuk menyerang Iran. Namun, ia menyatakan bahwa AS tidak ikut campur dalam serangan itu. Berbicara terpisah pada ABC News, Trump memuji serangan Israel itu karena bertepatan dengan ultimatum 60 hari yang ia berikan pada Teheran terkait negosiasi pelucutan senjata nuklir. “Saya rasa ini bagus. Kami telah berikan mereka (Iran) waktu, tapi tidak dimanfaatkan dengan baik. Mereka terpukul keras sekeras jika mereka akan memukulmu. Dan ini (serangan) akan terus dilakukan,” ujar Trump.

Melalui akun pribadinya di platform Truth Social, Trump mengancam Iran untuk menyepakati negosiasi atau akan menghadapi serangan yang lebih brutal. ABC News mengutip sumber terpercaya di bidang intelejen AS bahwa AS telah mempersiapkan badan intelejennya dan akan membantu Israel untuk mempertahankan diri. 

Tekanan AS ini direspons Iran dengan menyatakan bahwa pihaknya belum memutuskan akan ikut dalam negosiasi nuklir tahap ke-6 dengan AS karena serangan Israel pada Jumat lalu yang diketahui Washington. Sedianya, negosiasi itu akan dimediasi oleh  Kesultanan Oman di Muscat pada Minggu (15/6/2025). “Sulit dibayangkan bagi Republik Iran dan tentu oleh seluruh umat manusia, bahwa rezim zionis akan melakukan agresi dan penghasutan perang di kawasan ini tanpa kerjasama, koordinasi atau setidaknya lampu hijau dari AS,” ujar Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Esmaeil Baghaei dalam wawancaranya dengan Radio Republik Islam Iran (IRIB). 

Duta Besar Iran untuk PBB, Amir Saeid Iravani mengkritik keras Dewan Keamanan PBB dan Badan Nuklir PBB karena hanya berdiam ketika Israel menyerang Iran. Iravani menekankan potensi bencana radiologi katastropik atas penyerangan fasilitas nuklir Iran. Dampaknya tidak hanya akan dirasakan oleh Iran, namun seluruh kawasan akan turut terdampak. Irvani menekan agar PBB untuk berani menegakkan hukum internasional atas tindakan agresi Israel.* (Lina Nursanty)