Indonesia Didorong Kuasai Teknologi Pertahanan Lewat Kerja Sama dengan Italia

Kapal perang milik Angkatan Laut Italia, ITS Antonio Marceglia (F597), sedang bersandar di Dermaga Tanjung Priok, Jakarta Utara, sejak Selasa hingga Jumat (13-16/5/2025). Foto: Dwi Sasongko/The Strategy
Kunjungan ke kapal perang Italia bukan sekadar seremoni, tetapi dapat menjadi momentum penting untuk menilai secara langsung kecanggihan teknologi yang bisa diadopsi Indonesia.
Share the Post:

JAKARTA – Indonesia memiliki peluang besar untuk meningkatkan penguasaan teknologi pertahanan maritim melalui kerja sama strategis dengan Italia. Hal ini ditegaskan oleh Ketua Bidang Perencanaan Tim Pelaksana Komite Kebijakan Industri Pertahanan (KKIP), Laksamana Muda TNI (Purn) Darwanto, usai meninjau langsung sistem persenjataan canggih di kapal perang Angkatan Laut Italia, ITS Antonio Marceglia F597, Kamis (15/5/2025).

Darwanto menilai, kunjungan ke kapal perang Italia bukan sekadar seremoni, tetapi dapat menjadi momentum penting untuk menilai secara langsung kecanggihan teknologi yang bisa diadopsi Indonesia. Teknologi seperti perang elektronik, kapal selam, hingga helikopter tempur menjadi sektor potensial untuk kerja sama lebih lanjut. Namun, Darwanto menekankan pentingnya kerja sama yang tidak berhenti pada pembelian alutsista semata. 

“Dari Komite Kebijakan Industri Pertahanan, ya mengharapkan ada keberlangsungan kerja sama dengan industri dalam negeri, termasuk terutama industri pertahanan kita,” kata Darwanto kepada wartawan saat ditemui di atas kapal ITS Antonio Marceglia. 

Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, Indonesia dinilai wajib menguasai teknologi alutsista maritim modern. Kapal perang seperti milik Italia yang dilengkapi torpedo dan rudal jarak jauh merupakan contoh nyata kebutuhan sistem persenjataan canggih yang relevan dengan kebutuhan Indonesia dalam menjaga kedaulatan lautnya.

Darwanto melihat pentingnya proses transfer pengetahuan dan teknologi, terutama jika Indonesia kelak memutuskan untuk membeli kapal fregat Italia. Dia berharap kerja sama ini tidak berhenti pada pengadaan saja, melainkan dilanjutkan dengan pendalaman teknologi dan pelatihan bagi tenaga ahli dalam negeri. 

Mengenai rencana pengadaan enam kapal fregat dari Italia yang sempat dibahas sebelumnya, Darwanto menyebut belum ada perkembangan terbaru yang dipantau langsung KKIP. Namun secara prinsip, pihaknya mendukung penuh segala bentuk kerja sama yang mendorong pertumbuhan industri pertahanan nasional. “Tentang ke depan mau (beli) berapa kapal, ya kita sih amat sangat setuju, mendukung, sehingga kalau tidak banyak belajar dengan negara lain, ya industri kita tidak akan bisa berkembang,” tegasnya.

Meski pengiriman tenaga ahli Indonesia ke Italia belum direncanakan secara konkret, Darwanto memastikan bahwa penguatan SDM tetap menjadi prioritas. Baginya, keberhasilan industri pertahanan bukan hanya soal alutsista, tapi juga soal kemampuan bangsa menguasai dan mengembangkan teknologinya sendiri.

Seorang pilot sedang menjelaskan berbagai keunggulan Helikopter Multiperan NH90 yang berada di atas kapal ITS Antonio Marceglia (F597). Foto: Dwi Sasongko/The Strategy

Adapun, kapal perang milik Angkatan Laut Italia, ITS Antonio Marceglia (F597), sedang bersandar di Dermaga Tanjung Priok, Jakarta Utara, sejak Selasa hingga Jumat (13-16/5/2025). Kedatangan kapal fregat bargamini class (FREMM) yang panjangnya 145 meter dan lebar 20 meter ini merupakan bagian dari upaya memperkuat hubungan kerja sama antara angkatan laut Italia dan Indonesia. 

ITS Antonio Marceglia (F 597) merupakan salah satu kapal perang canggih milik Angkatan Laut Italia, termasuk dalam kelas Carlo Bergamini, yang merupakan bagian dari program fregat multiguna Eropa FREMM (Fregata Europea Multi-Missione). Kapal ini dirancang untuk menjalankan berbagai misi militer modern, termasuk peperangan anti-kapal selam, operasi pengawalan, hingga pertahanan udara jarak jauh. Fregat ini mengambil nama Kapten Antonio Marceglia, seorang perwira Angkatan Laut Italia yang berjasa dalam Perang Dunia II. 

Pada Kamis (15/5/2025), Indonesia Strategic and Defence Studies (ISDS) berkesempatan untuk mengunjungi kapal buatan perusahaan Fincantieri asal Italia tersebut. Bersama dengan para pejabat TNI dan sejumlah jurnalis, ISDS diberi kesempatan untuk melakukan tur singkat ke dalam kapal. Pertama, kami diajak naik ke lantai atas dengan menaiki tangga yang merupakan ruang santai khusus perwira. Di salah satu dindingnya terpampang foto Kapten Antonio Marceglia yang menjadi nama kapal perang tersebut.

Kemudian, kami diarahkan ke bagian anjungan di lantai atas kapal. Di sini terdapat ruang kendali dengan berbagai peralatan canggih. Namun, karena alasan keamanan, kami dilarang memotret berbagai peralatan canggih yang ada di sana. Kami hanya diperbolehkan mengabadikan gambar yang menghadap ke arah laut. Kami kemudian, diarahkan ke anjungan menuju ke bagian belakang untuk melihat sistem peluncur rudal anti-kapal. 

Tur berlangsung sekitar 30 menit. Sebagai pamungkas, kami diajak melihat helikopter multiperan NH90 yang berada di atas kapal tersebut. NH90 adalah helikopter militer serbaguna yang menggabungkan kemampuan tempur, fleksibilitas operasional, dan teknologi modern. Baik untuk misi laut maupun darat, NH90 menjadi aset penting dalam kekuatan militer negara-negara pengguna, termasuk Italia.  

Kehadirannya di atas kapal perang seperti Antonio Marceglia memperkuat peran kapal dalam menjalankan misi militer di berbagai kondisi operasi. Di atas kapal ini, helikopter NH90 memainkan peran penting sebagai elemen udara, yakni untuk mendeteksi kapal selam dan kapal permukaan musuh dari jarak jauh, memperluas jangkauan pengawasan dan serangan kapal, hingga melakukan evakuasi atau pengiriman logistik ke lokasi terpencil. Kapal fregat ini sejatinya mampu membawa dua helikopter NH90 dalam setiap operasinya. Namun, untuk misi persahabatan ke Indonesia ini, ITS Antonio Marceglia (F597) hanya membawa satu unit helikopter. (ssk)